Setelah memecat David Moyes, saham klub Liga Primer Inggris Manchester
United (MU) melonjak hingga 6%. Wajar, karena di bawah komando Moyes
klub milik keluarga Glazer ini melempem di liga dan terdepak dari
sejumlah ajang domestik dan Eropa.
Seperti dilansir dari CNN, hasil tidak maksimal yang diderita MU bukan hanya berdampak pada prestasi mereka. Namun juga dari sisi finansial.
MU
dipastikan absen dari Liga Champions musim depan. Ini tentu
mempengaruhi pemasukan klub, karena Liga Champions menjanjikan fulus
yang sangat besar. Dari hak siar televisi saja, klub yang berlaga di
Liga Champions bisa menerima sampai US$ 50 juta atau lebih dari Rp 500
miliar.
Padahal, Setan Merah membutuhkan dana untuk menjaga
kelangsungan klub. Keluarga Glazer membeli MU senilai hampir 800 juta
poundsterling atau lebih dari Rp 15 triliun dengan cara berutang. Nah,
70% pemasukan MU digunakan untuk membayar cicilannya.
"MU adalah
institusi dengan utang besar, sehingga prestasi mereka sekarang sangat
disesalkan. Jadi keluarga Glazer tidak bisa sabar terhadap Moyes," sebut
Louis Cooper, seorang analis keuangan.
Gagal menembus papan atas
di kompetisi domestik pun membuat pemasukan MU dari sponsor terancam
turun. Kini MU tengah membahas pembaruan kontrak dengan apparel olahraga asal Amerika Serikat, Nike. Bisa jadi nilai kontrak baru akan turun seiring penurunan pamor klub.
Kemudian,
performa MU yang melempem juga potensi mengurangi minat penonton untuk
datang ke stadion. Artinya, pemasukan klub dari penjualan tiket bisa
turun.
Harian The Telegraph baru-baru ini melaporkan
bahwa keluarga Glazer sudah setuju untuk mendiskon harga tiket 25% untuk
laga-laga Liga Europa di Old Trafford musim depan. Itu pun jika MU bisa
lolos ke kompetisi kasta kedua di Eropa tersebut.
Dengan lengsernya Moyes, investor berharap ke depan MU akan lebih berprestasi dan ujung-ujungnya menambah pemasukan finansial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar