VDanau Kivu di perbatasan Rwanda dan Kongo adalah salah satu danau
terbesar di Afrika. Danau cantik dengan panorama perairan biru tenang
dan pegunungan hijau ini mampu membunuh 2 juta orang di sekitarnya. Kok
bisa?
Danau Kivu sejatinya jadi salah satu primadona di Afrika.
Luasnya mencapai 2.220 km persegi dengan kedalaman hingga 400 meter.
Panoramanya bisa membuat turis betah memandanginya berlama-lama. Belum
lagi, turis bisa mengenal kehidupan masyarakat Rwanda atau Kongo yang
menetap dan hidup sebagai nelayan di sekitar Danau Kivu.
Celakanya,
jauh di kedalaman 300 meter Danau Kivu tersimpan 65 kilometer kubik gas
metana yang dihasilkan oleh bakteri dan sangat berbahaya, serta 256
kilometer kubik karbon dioksida (CO2). Seperti dilongok dari BBC, Selasa
(22/4/2014) dua hal itulah yang jadi 'bom waktu' di Danau Kivu.
Gas
metana dan karbon dioksida yang mengendap di bawah permukaan danau akan
sangat berbahaya, jika terjadi aktivitas gunung vulkanik yang ada di
sekitarnya. Aktivitas gunung vulkanik dapat menyebabkan tekanan pada
permukaan danau, lalu gas metana dan karbon dioksida yang ada di
dalamnya bisa naik ke permukaan lalu 'meledak'!
"Bayangkan saja
seperti minuman soda. Jika ada guncangan dan tutup botol dibuka, maka
sodanya akan meledak keluar dengan cepat. Sama seperti itu, kandungan
gas di dalam Danau Kivu akan meledak jika terguncang oleh aktivitas
vulkanik. Apalagi, daerah di sekitarnya banyak gunung vulkanik," papar
Profesor Brian Moss dari University of Liverpool.
Dua gas
tersebut akan keluar dari dalam danau dan tercampur dengan udara. Efek
bagi manusia yang menghirupnya adalah dapat berujung kematian. Tak hanya
manusia, hewan yang menghirupnya juga bisa mati. Inilah ancaman bagi 2
juta penduduk yang tinggal di sekitar Danau Kivu.
Bukannya
menakut-nakuti, Danau Nyos di Kamerun sudah lebih dulu mengalami
peristiwa seperti yang bisa saja terjadi di Danau Kivu. Tahun 1986,
Danau Nyos yang juga memiliki kandungan gas metana dan karbon dioksida
meledak. Tercatat, 1.700 orang meninggal dan 3.500 hewan ternak mati
akibat keracunan gas yang keluar dari dalam danaunya dan tercampur
dengan udara. Peristiwa itu jadi salah satu sejarah kelam di Afrika, yang bahkan
sebenarnya tidak diduga. Ilmuwan ternyata punya fakta yang lebih
mencengangkan, yakni potensi ledakan di Danau Kivu justru 1.000 kali
lipat dari Danau Nyos!
Setidaknya, beberapa ilmuwan dan
pemerintah Rwanda sudah mengakali cara pencegahan ledakan dari Danau
Kivu. ContourGlobal, perusahaan operasional dan pengembangan tenaga
listrik dan energi yang berpusat di New York, melakukan proses
pengolahan gas metana menjadi tenaga listrik sejak tahun 2011.
Listrik
yang dihasilkan nantinya bakal disalurkan kepada masyarakat setempat.
Selain itu, tentu saja tujuan pengolahan gas methana adalah mengurangi
sedikit demi sedikit gas berbahaya tersebut dari dalam danau.
Meski
memiliki kandungan gas berbahaya dan dapat membunuh jutaan orang, Danau
Kivu adalah satu dari sekian banyak destinasi cantik di Afrika.
Kecantikan danaunya yang tak bisa dipungkiri, berbanding terbalik dengan
ancaman bahaya dari bawah permukaan danaunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar