software

Kamis, 01 Mei 2014

Mengintip Desa Kobra di Thailand

Ban Kok Sa-Nga atau lebih dikenal Cobra Village alias desa kobra adalah destinasi tidak biasa di Thailand. Penduduk di sana sudah terbiasa hidup dengan ular, baik ular kobra atau ular piton. Kalau Anda berani, coba datangi desa ini.

Siapa yang tak ngeri melihat ular kobra menegakan badannya dan bersiap menyerang? Tapi beda ceritanya kalau di Ban Kok Sa-Nga. Turis menyebutnya sebagai desa kobra karena begitu mudah melihat masyarakatnya bermain bersama ular atau menciumnya.

Dilongok dari CNN Travel, Rabu (30/4/2014) Ban Kok Sa-Nga berada di Provinsi Khon Kaen yang berjarak sekitar 50 km dari pusat kotanya. Daya tarik wisata di desa tersebut adalah ular!

Betapa tidak, masyarakat di sana sudah hidup bersama ular sejak 60 tahun lalu. Ular-ular yang ada di Ban Kok Sa-Nga pun bisa dibilang cukup berbahaya karena jenisnya kebanyakan adalah kobra dan piton, seperti cobra monocled, king cobra sampai copperhead racer. Sekitar 140 penduduk di sana, setidaknya memiliki 1 ular di rumahnya!

"Kami sudah hidup bersama ular selama bertahun-tahun. Kalau ada salah satu dari mereka mati, maka kami akan membuat persembahan di kuil," ujar salah satu penduduk setempat, Bualee.

Bualee dikenal sebagai pawang ular paling senior di sana. Dia sudah 50 tahun bekerja sebagai pawang ular dan mengikuti tur ke Koh Samui, Phuket dan Krabi. Dia pun bercerita tentang kehidupan sehari-hari di Ban Kok Sa-Nga dan bagaiamana caranya agar masyarakat setempat bisa hidup bersama ular.

"Kita harus mengajarkan anak-anak dari usia muda tentang menangani ular secara detil, bagaimana memberi makam mereka atau menjinakan mereka. Setiap orang tua bebas mengajarkan sesuai caranya masing-masing," ungkap Bualee yang mengaku sudah 21 kali digigit ular.Tak heran, turis selalu berdatangan ke Ban Kok Sa-Nga untuk melihat kehidupan manusia dan ular di sini. Tentu, hal itu jadi pendapatan bagi desanya karena tak pernah sepi dari kunjungan turis.

Salah satu atraksi yang terkenal di Ban Kok Sa-Nga adalah tinju ular, tinju antara manusia dan ular. Dalam tinju ini, ular akan dibuat marah dan seorang bocah laki-laki akan masuk ke dalam ring untuk menjinakannya. Semakin ular marah dan semakin sulit dijinakkan, tinju ular ini terlihat makin seru!

Ular-ular di Ban Kok Sa-Nga pun sudah terbiasa dengan manusia. Jangan heran, kalau Anda melihat anak-anak mengalungkan ular di leher sambil menciumnya. Ular-ularnya pun akan bergaya di depan kamera ketika Anda akan memotretnya.

"Hanya beberapa ular yang sering kita tampilkan untuk acara turis. Ular memang sebenarnya bukan untuk bisnis, tapi kami di sini memang sangat cinta dengan ular," ucap Bualee.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar