Ban Kok Sa-Nga atau lebih dikenal Cobra Village alias desa kobra adalah destinasi tidak biasa di Thailand. Penduduk di sana sudah terbiasa hidup dengan ular, baik ular kobra atau ular piton. Kalau Anda berani, coba datangi desa ini.
Siapa
yang tak ngeri melihat ular kobra menegakan badannya dan bersiap
menyerang? Tapi beda ceritanya kalau di Ban Kok Sa-Nga. Turis
menyebutnya sebagai desa kobra karena begitu mudah melihat masyarakatnya
bermain bersama ular atau menciumnya.
Dilongok dari CNN Travel,
Rabu (30/4/2014) Ban Kok Sa-Nga berada di Provinsi Khon Kaen yang
berjarak sekitar 50 km dari pusat kotanya. Daya tarik wisata di desa tersebut adalah ular!
Betapa
tidak, masyarakat di sana sudah hidup bersama ular sejak 60 tahun lalu.
Ular-ular yang ada di Ban Kok Sa-Nga pun bisa dibilang cukup berbahaya
karena jenisnya kebanyakan adalah kobra dan piton, seperti cobra
monocled, king cobra sampai copperhead racer. Sekitar 140 penduduk di
sana, setidaknya memiliki 1 ular di rumahnya!
"Kami sudah hidup
bersama ular selama bertahun-tahun. Kalau ada salah satu dari mereka
mati, maka kami akan membuat persembahan di kuil," ujar salah satu
penduduk setempat, Bualee.
Bualee dikenal sebagai pawang ular
paling senior di sana. Dia sudah 50 tahun bekerja sebagai pawang ular
dan mengikuti tur ke Koh Samui, Phuket dan Krabi. Dia pun bercerita
tentang kehidupan sehari-hari di Ban Kok Sa-Nga dan bagaiamana caranya
agar masyarakat setempat bisa hidup bersama ular.
"Kita harus
mengajarkan anak-anak dari usia muda tentang menangani ular secara
detil, bagaimana memberi makam mereka atau menjinakan mereka. Setiap
orang tua bebas mengajarkan sesuai caranya masing-masing," ungkap Bualee
yang mengaku sudah 21 kali digigit ular.Tak heran, turis selalu berdatangan ke Ban Kok Sa-Nga untuk melihat
kehidupan manusia dan ular di sini. Tentu, hal itu jadi pendapatan bagi
desanya karena tak pernah sepi dari kunjungan turis.
Salah satu
atraksi yang terkenal di Ban Kok Sa-Nga adalah tinju ular, tinju antara
manusia dan ular. Dalam tinju ini, ular akan dibuat marah dan seorang
bocah laki-laki akan masuk ke dalam ring untuk menjinakannya. Semakin
ular marah dan semakin sulit dijinakkan, tinju ular ini terlihat makin
seru!
Ular-ular di Ban Kok Sa-Nga pun sudah terbiasa dengan
manusia. Jangan heran, kalau Anda melihat anak-anak mengalungkan ular di
leher sambil menciumnya. Ular-ularnya pun akan bergaya di depan kamera
ketika Anda akan memotretnya.
"Hanya beberapa ular yang sering
kita tampilkan untuk acara turis. Ular memang sebenarnya bukan untuk
bisnis, tapi kami di sini memang sangat cinta dengan ular," ucap Bualee.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar